Ulumul Qur'an, Vol. X/ No. 1/ Th. ke-25/ 2014, hal. 41-47
Oleh Ahmad Najib Burhani
Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) --yang populer disebut Ahmadiyah Lahore-- sesungguhnya telah hadir sejak zaman pergerakan, sezaman dengan organisasi-organisasi keagamaan "klasik" seperti Muhammadiyah, NU, SI. Corak modernitas dan rasionalitas Ahmadiyah Lahore menjadikan organisasi tersebut bisa diterima semua pihak, tidak terkecuali tiga organisasi keagamaan di atas. Bahkan putra tokoh sekaliber KH Ahmad Dahlan, yaitu Erfan Dahlan, sempat dikirim untuk belajar ke Lahore. Kehadiran Ahmadiyah Lahore juga boleh dikatakan menjadi "penyelamat" keislaman bagi tokoh-tokoh pergerakan, seperti Ruslan Abdul Ghani, Cokroaminoto, Soekarno, dan Haji Agus Salim.
*Naskah inimerupakan transkrip dari ceramah Ahmad Najib Burhani pada seminar yang diselenggarakan dalam rangkaian Jalsah Salanah GAI pada Desember 2013. Terima kasih kepada Ali Sodiqin yang telah merekam acara dan Tina Afiatin Yatimin yang telah membantu mentranskripnya ke dalam bentuk naskah.
Oleh Ahmad Najib Burhani
Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) --yang populer disebut Ahmadiyah Lahore-- sesungguhnya telah hadir sejak zaman pergerakan, sezaman dengan organisasi-organisasi keagamaan "klasik" seperti Muhammadiyah, NU, SI. Corak modernitas dan rasionalitas Ahmadiyah Lahore menjadikan organisasi tersebut bisa diterima semua pihak, tidak terkecuali tiga organisasi keagamaan di atas. Bahkan putra tokoh sekaliber KH Ahmad Dahlan, yaitu Erfan Dahlan, sempat dikirim untuk belajar ke Lahore. Kehadiran Ahmadiyah Lahore juga boleh dikatakan menjadi "penyelamat" keislaman bagi tokoh-tokoh pergerakan, seperti Ruslan Abdul Ghani, Cokroaminoto, Soekarno, dan Haji Agus Salim.
*Naskah inimerupakan transkrip dari ceramah Ahmad Najib Burhani pada seminar yang diselenggarakan dalam rangkaian Jalsah Salanah GAI pada Desember 2013. Terima kasih kepada Ali Sodiqin yang telah merekam acara dan Tina Afiatin Yatimin yang telah membantu mentranskripnya ke dalam bentuk naskah.
No comments:
Post a Comment