ISLAM, AHMADIYAH AND THE GOVERNMENT:
Unresolved Religious Conflicts in Manis Lor Kuningan, West Java
Didin Nurul Rosidin♣
Abstract
Keberadaan Ahmadiyah di Indonesia tidak lepas dari kontroversi. Sejak kedatangannya pertama kali ke bumi nusantara ini, Ahmadiyah senantiasa mendapatkan penentangan dari beberapa elemen kaum Muslim. Namun demikian, seiring dengan waktu, Ahmadiyah sebagai sebuah kelompok keagamaan terus tumbuh dan berkembang hingga menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Desa Manis Lor, Kuningan, dimana pengikut Ahmadiyah menjadi kelompok mayoritas dan mendominasi perpolitikan pada tingkat lokal. Konflik antara Ahmadiyah dan mayoritas Muslim pada level nasional sangat berpengaruh pada eksistensi Ahmadiyah di Manis Lor. Berbagai tekanan yang dilancarkan oleh kaum Muslim di Kuningan yang dalam banyak kasus juga didukung oleh pemerintah daerah Kuningan terus berlangsung termasuk pelarangan kebaradaan Ahmadiyah baik sebagai praktek keagamaan maupun gerakan keagamaan. Meskipun demikian, Ahmadiyah terus bertahan hingga kini. Tulisan ini memfokuskan diri pada sejarah kemunculan Ahmadiyah di Manis Lord dan bagaimana hubungannya dengan kelompok Muslim baik pada level desa maupun Kabupaten Kuningan serta bagaimana Pemerintah Daerah dalam menyelsaikan konflik yang hingga sekarang terus berlangsung.
Keywords: Religious Conflicts, Religious Authenticity, Social Boundary, Religious Movement, Social Integration
Introduction
In terms of religious conflicts in Indonesia, the case of Ahmadiyah is to be one of the best examples of the ongoing and even unresolved conflicts. Since its arrival in 1920s, Ahmadiyah around the country has become the prime target of religiously sanctified condemnation and attacks carried out by Muslims. To make the matter even more complicated, the government has been applying ambiguous ...
Retrieved from: http://www.scribd.com/doc/24968810/Ahmadiyah-RTF#archive
No comments:
Post a Comment