Menelisik Rusuh Cikeusik (Bagian 3)
"Seandainya polisi tidak mam pu, sudah lepaskan saja Pak, biar bentrok saja sekalian Pak, biar seru, asyik kan Pak (sambil mengangkat jempol).'' Itulah penggalan perkataan Deden Sudjana. Saat itu, dia sedang berbincang-bincang dengan Kanit Intel Polsek Cikeusik, Pandeglang, Banten, Aiptu Hasan, sesaat sebelum terjadinya bentrokan antara warga dan jemaat Ahmadiyah, Ahad (6/2) lalu, seperti terekam dalam video yang dibuat Arif Rahman.
Deden merupakan amir atau ketua perjalanan 17 orang jemaat Ahmadiyah yang bertamu ke rumah tokoh Ahmadiyah setempat, Suparman. Sedangkan Arif bagian dari rombongan ini. Aiptu Hasan menemui rombongan tersebut hendak merayu agar mereka mau dievakuasi lantaran pagi itu massa yang berjumlah
lebih dari seribu orang yang sedang dalam perjalanan akan menggeruduk rumah Suparman.
Namun, Deden menolaknya mentah-mentah. Kalimat seperti di awal tulisan inilah yang justru diucapkan Deden. Hingga kemudian bentrokan tak bisa dihindari dan membuat Deden terluka parah. Siapa sosok Deden ini sebenarnya, hingga kini masih kabur. Dalam rekaman video itu, Deden sempat mengaku datang ke Cikeusik sebagai koordinator keamanan nasional (kamnas) yang diperintahkan oleh amir nasional.
Namun, sedikit sekali informasi yang bisa diberikan oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) terkait Deden. Bahkan, juru bicara JAI Zafrullah Ahmad Pontoh mengaku tidak lagi mengetahui keberadaan Deden sekarang, termasuk kondisi kesehatannya setelah menjalani perawatan di rumah sakit. "Saya tidak mendapat informasi lagi," kilah ketika dihubungi Republika beberapa hari lalu.
Zafrullah juga mengatakan bahwa dia tidak begitu dekat dengan Deden. Dia malah meminta Republika untuk menanyakan informasi terbaru mengenai Deden kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Alasannya, segala sesuatu terkait Deden sudah diserahkan ke LBH.
Direktur LBH Nurkolis Hidayat membenarkan pihaknya diserahi wewenang memberi pendampingan hukum bagi jemaat Ahmadiyah yang terlibat insiden Cikeusik, termasuk Deden. Tapi, dia sama sekali tak tahu kondisi terkini Deden karena di luar urusan hukum bukan tanggung jawabnya. "Tanya teman-teman Ahmadiyah," ujarnya.
Usai bentrokan, Deden dikabarkan terluka parah. Semula, polisi membawanya ke rumah sakit Pandeglang.
Namun, lantaran kondisinya kritis, dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.
Humas RSPP Titi Wah yuni mengungkapkan, Deden masuk ke RSPP pada Ahad (6/2) malam. Deden kemudian menjalani operasi di ruang bedah dan dirawat di kamar bernomor 427. Namun, dengan luka separah itu, Deden ternyata hanya dirawat selama tiga malam di RSPP.
Titi mengatakan, Deden keluar dari RSPP pada Kamis (10/2). Dia tak bisa mengungkapkan kondisi terakhir Deden saat meninggalkan RSPP karena tak mengetahuinya. "Itu wewenang dokter," kilah Titi.
Berdasarkan keterangan dari bagian informasi RSPP, selama dirawat, anggota Ahmadiyah ini menggunakan nama Deden Darmawan dan beralamat di Vila Galaksi Bekasi, Jawa Barat. Deden keluar dari RSPP dengan dijemput keluarganya.
Republika berhasil mendapatkan nomor ponsel Deden. Sayangnya, dia tak mau mengangkat ponselnya ketika dihubungi. Namun, dia menjawab pesan singkat yang dilayangkan Republika.
Melalui pesan itu, Deden mengaku menjalani rawat jalan untuk menyembuhkan tangan kanannya yang nyaris putus. "Nanti saja yah, saya nyaris lemah," kata Deden. Juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman mempunyai informasi bahwa Deden sebelumnya juga sempat terlibat dalam bentrokan antara jemaat Ahmadiyah dan warga di Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Kala itu, menurut Munarman, jemaat Ahmadiyah juga memancing amarah warga dengan berusaha merebut surat penyegelan terhadap masjid Ahmadiyah. "Deden yang mewakili Ahmadiyah berdialog dengan aparat pemerintah kabupaten," ungkap Munarman. Melihat fakta itu, Munarwan lantas curiga pada sosok Deden. Bahkan, dia mencium adanya keterkaitan Deden dengan intelijen asing. Alasannya, setiap insiden yang melibatkan Deden mempunyai pola yang sama. "Ada seseorang yang khusus ditugaskan melakukan dokumentasi, baik dalam kejadian Cikeusik maupun Manis Lor," paparnya.
Tim investigasi insiden Cikeusik dari Komnas HAM pun hingga kini belum bisa menemui Deden. Wakil Ketua Komnas HAM yang ikut menyelidiki rusuh ini, Ridha Saleh, membenarkan bahwa Deden merupakan koordinator kamnas JAI. Informasi ini diperoleh Komnas HAM dari aparat polisi. Namun, Komnas perlu mengonfirmasikannya dahulu kepada JAI.
Sementara itu, Mabes Polri menyebut Deden Darmawan alias Deden Sudjana sebagai Sekretaris Ahmadiyah (JAI) Pusat. Kamis (17/2), Direktur I Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Agung Sabar Santoso me ngatakan, Deden telah dijadikan tersangka dalam insiden Cikeusik. Agung berjanji akan menangkap Deden dalam 1x24 jam. c42 ed: budi raharjo
http://republika.pressmart.com/RP/RP/2011/02/18/ArticleHtmls/18_02_2011_001_053.shtml?Mode=1
"Seandainya polisi tidak mam pu, sudah lepaskan saja Pak, biar bentrok saja sekalian Pak, biar seru, asyik kan Pak (sambil mengangkat jempol).'' Itulah penggalan perkataan Deden Sudjana. Saat itu, dia sedang berbincang-bincang dengan Kanit Intel Polsek Cikeusik, Pandeglang, Banten, Aiptu Hasan, sesaat sebelum terjadinya bentrokan antara warga dan jemaat Ahmadiyah, Ahad (6/2) lalu, seperti terekam dalam video yang dibuat Arif Rahman.
Deden merupakan amir atau ketua perjalanan 17 orang jemaat Ahmadiyah yang bertamu ke rumah tokoh Ahmadiyah setempat, Suparman. Sedangkan Arif bagian dari rombongan ini. Aiptu Hasan menemui rombongan tersebut hendak merayu agar mereka mau dievakuasi lantaran pagi itu massa yang berjumlah
lebih dari seribu orang yang sedang dalam perjalanan akan menggeruduk rumah Suparman.
Namun, Deden menolaknya mentah-mentah. Kalimat seperti di awal tulisan inilah yang justru diucapkan Deden. Hingga kemudian bentrokan tak bisa dihindari dan membuat Deden terluka parah. Siapa sosok Deden ini sebenarnya, hingga kini masih kabur. Dalam rekaman video itu, Deden sempat mengaku datang ke Cikeusik sebagai koordinator keamanan nasional (kamnas) yang diperintahkan oleh amir nasional.
Namun, sedikit sekali informasi yang bisa diberikan oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) terkait Deden. Bahkan, juru bicara JAI Zafrullah Ahmad Pontoh mengaku tidak lagi mengetahui keberadaan Deden sekarang, termasuk kondisi kesehatannya setelah menjalani perawatan di rumah sakit. "Saya tidak mendapat informasi lagi," kilah ketika dihubungi Republika beberapa hari lalu.
Zafrullah juga mengatakan bahwa dia tidak begitu dekat dengan Deden. Dia malah meminta Republika untuk menanyakan informasi terbaru mengenai Deden kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Alasannya, segala sesuatu terkait Deden sudah diserahkan ke LBH.
Direktur LBH Nurkolis Hidayat membenarkan pihaknya diserahi wewenang memberi pendampingan hukum bagi jemaat Ahmadiyah yang terlibat insiden Cikeusik, termasuk Deden. Tapi, dia sama sekali tak tahu kondisi terkini Deden karena di luar urusan hukum bukan tanggung jawabnya. "Tanya teman-teman Ahmadiyah," ujarnya.
Usai bentrokan, Deden dikabarkan terluka parah. Semula, polisi membawanya ke rumah sakit Pandeglang.
Namun, lantaran kondisinya kritis, dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.
Humas RSPP Titi Wah yuni mengungkapkan, Deden masuk ke RSPP pada Ahad (6/2) malam. Deden kemudian menjalani operasi di ruang bedah dan dirawat di kamar bernomor 427. Namun, dengan luka separah itu, Deden ternyata hanya dirawat selama tiga malam di RSPP.
Titi mengatakan, Deden keluar dari RSPP pada Kamis (10/2). Dia tak bisa mengungkapkan kondisi terakhir Deden saat meninggalkan RSPP karena tak mengetahuinya. "Itu wewenang dokter," kilah Titi.
Berdasarkan keterangan dari bagian informasi RSPP, selama dirawat, anggota Ahmadiyah ini menggunakan nama Deden Darmawan dan beralamat di Vila Galaksi Bekasi, Jawa Barat. Deden keluar dari RSPP dengan dijemput keluarganya.
Republika berhasil mendapatkan nomor ponsel Deden. Sayangnya, dia tak mau mengangkat ponselnya ketika dihubungi. Namun, dia menjawab pesan singkat yang dilayangkan Republika.
Melalui pesan itu, Deden mengaku menjalani rawat jalan untuk menyembuhkan tangan kanannya yang nyaris putus. "Nanti saja yah, saya nyaris lemah," kata Deden. Juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman mempunyai informasi bahwa Deden sebelumnya juga sempat terlibat dalam bentrokan antara jemaat Ahmadiyah dan warga di Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Kala itu, menurut Munarman, jemaat Ahmadiyah juga memancing amarah warga dengan berusaha merebut surat penyegelan terhadap masjid Ahmadiyah. "Deden yang mewakili Ahmadiyah berdialog dengan aparat pemerintah kabupaten," ungkap Munarman. Melihat fakta itu, Munarwan lantas curiga pada sosok Deden. Bahkan, dia mencium adanya keterkaitan Deden dengan intelijen asing. Alasannya, setiap insiden yang melibatkan Deden mempunyai pola yang sama. "Ada seseorang yang khusus ditugaskan melakukan dokumentasi, baik dalam kejadian Cikeusik maupun Manis Lor," paparnya.
Tim investigasi insiden Cikeusik dari Komnas HAM pun hingga kini belum bisa menemui Deden. Wakil Ketua Komnas HAM yang ikut menyelidiki rusuh ini, Ridha Saleh, membenarkan bahwa Deden merupakan koordinator kamnas JAI. Informasi ini diperoleh Komnas HAM dari aparat polisi. Namun, Komnas perlu mengonfirmasikannya dahulu kepada JAI.
Sementara itu, Mabes Polri menyebut Deden Darmawan alias Deden Sudjana sebagai Sekretaris Ahmadiyah (JAI) Pusat. Kamis (17/2), Direktur I Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Agung Sabar Santoso me ngatakan, Deden telah dijadikan tersangka dalam insiden Cikeusik. Agung berjanji akan menangkap Deden dalam 1x24 jam. c42 ed: budi raharjo
http://republika.pressmart.com/RP/RP/2011/02/18/ArticleHtmls/18_02_2011_001_053.shtml?Mode=1
No comments:
Post a Comment