Friday, June 17, 2011

Kesantunan Berbahasa Dalam Acara Debat Kontroversi Surat Keputusan Bersama Ahmadiyah Di TV One

Title: Kesantunan Berbahasa Dalam Acara Debat Kontroversi Surat Keputusan Bersama Ahmadiyah Di Tv One
Authors: Yenni, Elvita
Advisors: Saragih, Amrin
Setia, Eddy
Issue Date: 3-Sep-2010
Abstract: This thesis entitled ”Kesantunan Berbahasa Dalam Acara Debat Kontroversi Surat Keputusan Bersama Ahmadiyah Di TV One. This study aimed to describe the politeness strategy used by the debaters concerned with the speech ethics in Islam. The current study using the qualitative method in analyse the politeness strategies, such as the positive and negative politeness strategi, and its concern with the television programme on June 11, 2008. Based on the result of politeness strategy, the debatters represented the positive politeness strategy by ;(1) intesify interest of the listnener by the dramatisation of fact and event; (2) use in – group identity markers; addressed forms, dialect, jargon or slang); (3) seek agreement; (4) avoid agreement’ token agreement, pseudo-agreement, while lies, hedging, opinions; (5) presuppose/rasise/assert common ground; gossip, small talk; (6) joke; (7) assert or presuppose S’s knowledge of and concern for H’s wants); (8) offer, promise; (9) include both S and H in the activity. By comparing the positive and negative politeness strategy, the study shows that the positive politeness minimizer the gap than negative one in creating the gap. From the culture study, there is the indemnity that distancing strategy more closedly rooted from Europe culture. By conducted the sudy result with speech ethic in Islam, generally there is a few similarity between positive and negative politeness strategy of Brown’s and Levinson’s and Al-Ghazali speech ethics. From the 15 of speech ethics in Islam, there are 3 of similarity, they are: the second ethics and the third politeness strategy (SKP-3). Then, the 8 ethics and the 8-SKP, the 12-ethics and the 6-SKP. The linguistic parameter does not appear in the speech ethich study, namely the lingusitic role and verbal speech. But the non-verbal situation context is emerged, such as the speech ethics – not to haze in speaking, not intterupt, etc.
Abstract (other language): Tesis ini berjudul “Kesantunan Berbahasa Dalam Acara Debat Kontroversi Surat Keputusan Bersama Ahmadiyah Di Tv One”. Penelitian ini bertujuan memaparkan strategi kesantunan yang digunakan oleh para pelaku debat dan mengkaitkannya dengan etika berbicara di dalam Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis strategi – strategi kesantunan yang terdiri atas strategi kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif, serta kaitannya dengan etika berbicara di dalam Islam. Data korpus penelitian ini berupa transkripsi sebuah program televisi yang ditayangkan pada tanggal 11 Juni 2008. Dari hasil penelitian Strategi kesantunan berbahasa pelaku debat direpresentasikan melalui strategi kesantunan, yaitu: (1) mengintensifkan perhatian pendengar dengan pendramatisiran peristiwa atau fakta; (2) penggunaan penanda identitas kelompok; (3) mencari persetujuan; (4) menghindari ketidaksetujuan dengan berpura-pura setuju; (5) menunjukkan kesamaan; (6) paham akan keinginan pendengar; (7) memberikan tawaran dan berjanji; (8) melibatkan penutur dan pendengar dalam aktifitas, sedangkan wujud strategi kesantunan negatif direpresentasikan melalui: (1) menggunakan ujaran tidak langsung; (2) penggunaan kata berpagar; (3) meminimalkan tekanan; (4) memberikan penghormatan; (5) memakai bentuk impersonal; (6) menyatakan tindak pengancaman muka sebagai aturan umum; (7) nominalisasi. Apabila di bandingkan antara strategi kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif di dalam temuan penelitian ini, tampak bahwa strategi meminimalkan jarak (kesantunan positif) lebih dominan di bandingkan strategi menciptakan jarak (kesantunan negatif). Dari kajian budaya, terdapat keselarasan bahwa strategi distancing memang lebih berakar pada budaya Eropa, sementara mendekatkan jarak berakar pada budaya Asia, termasuk juga Indonesia. Dengan mengaitkan temuan penelitian dengan etika berbicara di dalam Islam, secara umum dapat di katakan tidak terdapat banyak kesamaan antara strategi kesantunan positif, strategi kesantunan negatif Brown dan Levinson dengan etika berbicara Al – Ghazali. Dari 15 etika berbicara di dalam Islam, terdapat 3 kesamaan yaitu etika ke-2 sama dengan strategi kesantunan ke-3 (SKP-3). Kemudian etika ke-8 dengan SKP-8, kemudian etika ke-12 dengan SKP-6. Kajian etika berbicara tidak begitu nampak parameter linguistik nya yaitu aturan linguistik untuk tuturan verbal nya. Yang tampak adalah konteks situasi non verbal, seperti etika berbicara untuk tidak tergesa-gesa dalam berbicara, tidak memotong pembicaraan dan sebagainya, tidak akan di temukan unsur verbal nya, tetapi unsur non verbal nya dapat di lihat pada saat acara debat tersebut.
Keywords: politeness
politeness strategy
speech ethics
URI: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19937
Appears in Collections:MT - Linguistics

No comments:

Post a Comment