Indrajaya, R. Barata
Pembimbing: Dr. Nanang Pamuji Mugasejati
ABSTRACT: THE CONFLICT MANAGEMENT OF POLRI (CASE STUDY ON THE CONFLICT OF AHMADIYAH AND NON-AHMADIYAH SECTARIAN IN MATARAM)
The object of this research is to find out the conflict management which was implemented by Polri on conflict of Ahmadiyah and non Ahmadiyah Sectarian in Mataram. This conflict was caused by the arising of Ahmadiyah Sect Group that brought anxieties and even fearnesses for the indigeneous ethnic in that community. Most fearness was caused by the anxiety about the lost of their old identity symbol and replaced by the existence of new identity as a social, political and religious power of the authority holder at the time. It made such conflict broadly which brought about intimidation and disturbance as well to the security and society order. The type of this research is an empirical research. Statute approach, conceptual approach, fact approach and case approach are used in this research. From this research can be attained a specification of solution for that sectarian’s conflict, those are : 1. The role of Polres of Mataram in dealing with that conflict was based on Polri’s principles as protecter, server and supporter of society, which is deserved to ply their role as the ‘community problem solver’, related with their function to deal with every situation which need their help. Such solution was done by the police not only to count on legal formal merely, but also to bring forward any local wisdom aspect. 2. The model of conflict management which was used by the police, was doneaccording to the conflict management theory, such as planning, organizing, actuating and controlling/evaluating, which is implemented to the intervension of conflict management in every measures on the preconflict condition, confrontation, crisis, effect an post-conflict by forming Siskam Swakarsa Program as a positive measure of the police participation in preventing and solving such conflict. It is recommended that the Kepolisian RI’s conflict management should have and do several following measures : The intensively and consistently first antisipating and detecting to every security disturbance ; Forming the proper mediator and its regeneration ; Forming such fixed procedures as one of conflict mediation effort ; Establishing tertiary holders such as : Komnas HAM, Mass Media by holding some dialog and qualitative communication between such group, so that increase the understanding and partnership each other to keep the concord all religious community. Keyword : Polri as a Mediator, Conflict management model, conflict solution
INTISARI: Tujuan penulisan ini adalah untuk menemukan manajemen konflik yang diterapkan oleh Polri pada kasus konflik pengikut Amadiyah dan non-Ahmadiyah di Kota Mataram. Konflik ini disebabkan timbulnya Kelompok Ahmadiyah yang membawa kekuatiran bahkan ketakutan bagi etnis sosial yang telah ada sebelumnya. Ketakutan tersebut disebabkan kehilangan identitas lama mereka dan digantikan dengan simbol identitas baru sebagai kekuatan sosial, politik dan keagamaan. Hal ini menyebabkan konflik yang mengakibatkan timbulnya intimidasi dan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Jenis riset ini adalah riset empiris dengan menggunakan pendekatan perundangundangan, pendekatan konseptual, pendekatan fakta dan pendekatan kasus. Dari riset ini dapat diketemukan solusi bagi konflik tersebut, yaitu : 1. Peran Polres Mataram dalam mediasi pada konflik tersebut didasarkan pada prinsip Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang bertindak sebagai ‘community problem solver’, berkaitan dengan fungsinya untuk memeberikan bantuan kapanpun dibutuhkan. Solusi tersebut dilakukan bukan hanya mempertimbangkan aspek legal formal semata tetapi juga memperhatikan aspek kearifan lokal (local wisdom) 2. Model manajemen konflik yang digunakan oleh polisi dilaksanakan sesuai dengan teori manajemen konflik, seperti : planning, organizing, actuating dan controlling/evaluating, yang diimplementasikan dalam intervensi manajemen konflik yang diukur melalui : Kondisi pra-konflik, konfrontasi, krisis, akibat dan pasca konflik dengan membentuk Program Siskam Swakarsa sebagai tolok ukur positif partisipasi Polri dalam mencegahdan menyelesaikan konflik. Berdasarkan hal tersebut, maka disarankan bahwa manajemen penyelesaian konflik dilakukan dengan cara-cara : Antisipasi dan deteksi awal terhadap setiap gangguan keamanan ; Pembentukan mediator handal dan regenarasinya ; Pembentukan prosedur tetap sebagai langkah mediasi ; Perlunya koordinasi dengan pihak ketiga, sperti : Komnas HAM, Media Massa dengan mengadakan dialog yang berkualitas antar kelompok untuk meningkatkan kesepahaman dan kebersamaan untuk kerukunan umat beragama. Kata kunci : Polri sebagai mediator, model manajemen konflik dan solusi konflik
No Inventaris c.1 (4099-H-2007)
Kata kunci Manajemen Konflik,Solusi,Peran Polri
Deskripsi ix, 103 p., bibl., ills., 29 cm
Bahasa Indonesia
Jenis Thesis
Penerbit [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2007
Lokasi Perpustakaan Pusat UGM
File Tidak tersedia
No comments:
Post a Comment